Sabtu, 07 April 2012

Kriteria Manajer Proyek (Project Manager) Yang Baik

PM / Project Manager adalah posisi pertama yang harus diisi. Pekerjaan ini diisi ketika proyek masih sekilas di mata orang, karena PM yang pertama menentukan apakah sebuah proyek dapat dikerjakan atau tidak.

Manajer tingkat atas menugaskan PM. Mereka mencari seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Keahlian-keahlian lain yang mereka cari adalah pengetahuan tentang manajemen proyek, kemampuan mengorganisasi, dan keahlian teknik.

Kadang-kadang pekerjaan PM membutuhkan aksi yang tidak umum seperti berkata “Tidak” untuk perubahan permintaan yang menyimpang, mengumumkan kesalahan, atau mendisiplinkan orang-orang. PM harus mengetahui orang-orang yang terlibat sama seperti dalam politik, prosedur-prosedur pemakaian, dan proyek perusahaan. Keahlian yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah kepemimpinan yang luas, kemampuan bernegosiasi dan diplomasi.

PM adalah pelatih dari sebuah tim; PL adalah kapten. PM memimpin, memotivasi, mengajarkan dan menggunakan sedikit ancaman untuk mendapatkan tugas tersebut diselesaikan. PL bermain dalam tim dan memotivasi dengan memberi contoh. Kepemimpinan proyek (PM dan PL) harus selalu ada dan dapat melakukan pendekatan

Kepribadian dapat berpengaruh kuat terhadap proyek. Berikut ini adalah kepribadian yang harus ada untuk menjadi PM,

1. Seseorang yang dapat berkomunikasi, yang merupakan bagian dari sebuah tim, serta dapat berbagi pengetahuan dan ide-ide dengan baik, tetapi juga harus mau menjalankan ide-ide tersebut.

2. Seorang pendengar yang baik, seseorang yang akan mendengarkan pendapat orang lain dan mau mengakui jika pendapat-pendapat tersebut lebih baik.

3. Seorang yang terorganisir. Akan banyak tugas yang harus dilakukan, setiap tugas pada waktu yang tepat.

4. Seseorang yang perfeksionis tidak begitu cocok untuk menjadi PM. Pilihlah seorang yang dapat bekerja pada saat deadline. Selalu ada cara yang terbaik, tetapi jika hal ini berhasil sekarang, keluarkan sesuai waktu, dan simpan kemajuan ini untuk versi berikutnya.

5. Seseorang yang mempunyai kemampuan teknik terbaik, seorang analitis dan logis, dengan pengalaman yang sesuai.

Jumat, 06 April 2012

COCOMO

COCOMO merupakan sebuah model algoritma untuk perhitungan estimasi biaya pada perangkat lunak yang digunakan untuk memperoleh perhitungan perkiraan dari jumlah orang-bulan yang diperlukan untuk mengembangkan suatu produk pada produk perangkat lunak.

COCOMO didesain oleh Barry Boehm dan model ini menggunakan rumus regresi dasar, dengan parameter yang berasal dari data histories dan karakteristik proyek yang digunakan pada saat ini.

3 jenis dasar COCOMO antara lain:
1. dasar cocomo
Pada cocomo dasar ini menggunakan estimasi parameter persamaan yang digunakan untuk upaya pengembangan serta pembangunan dalam durasi yang dihitung berdasarkan perkiraan DSI.

Model COCOMO ini dapat diaplikasikan ke dalam 3 tingkatan kelas
proyek organic/organic mode >> proyek dengan ukuran kecil, dimana proyek ini beranggotakan angota tim yang sudah berpengalaman dan mampu bekerja pada permintaan yang relative fleksible.

proyek sedang/semi detached mode >> proyek ini memiliki ukuran dan tingkat kerumitan sedang dan pada tiap anggota memiliki keahlian yang berbeda – beda.

proyek terintegrasi/embedded mode >> proyek yang dibangun dengan spesifikasi dan operasi yang ketat.

2. Intermediate COCOMO
Pengembangan model COCOMO adalah dengan menambahkan atribut yang dapat menentukan jumlah biaya dan tenaga dalam pengembangan perangkat lunak.sbb:

1. Atribut produk (product attributes)
- Reliabilitas perangkat lunak yang diperlukan (RELY)
- Ukuran basis data aplikasi (DATA)
- Kompleksitas produk (CPLX)

2. Atribut perangkat keras (computer attributes)
- Waktu eksekusi program ketika dijalankan (TIME)
- Memori yang dipakai (STOR)
- Kecepatan mesin virtual (VIRT)
- Waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi perintah (TURN)

3. Atribut sumber daya manusia (personnel attributes)
- Kemampuan analisis (ACAP)
- Kemampuan ahli perangkat lunak (PCAP)
- Pengalaman membuat aplikasi (AEXP)
- Pengalaman penggunaan mesin virtual (VEXP)
- Pengalaman dalam menggunakan bahasa pemrograman (LEXP)

4. Atribut proyek (project attributes)
- Penggunaan sistem pemrograman modern(MODP)
- Penggunaan perangkat lunak (TOOL)
- Jadwal pengembangan yang diperlukan (SCED)

3. Detil COCOMO
Detil COCOMO dapat menentukan serta menghubungkan semua karakteristik dari versi intermediate dengan cara penilaian terhadap pengaruh pengendali biaya pada setiap langkap yaitu analisis , perancangan dll dari proses rekayasa perangkat lunak.

Sumber : http://singlesmilesoup.blogspot.com/2012/04/cocomo.html

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Open Source Software

Keuntungan :
1. Masa Depan Software Terjamin
Open Source Software (OSS) tidak bergantung pada pembuatnya / programmer atau pada perusahaan asalnya. Ini bertentangan dengan konsep pada aplikasi proprietary dimana bila programmer tersebut berhenti atau perusahaan gulung tikar, maka kelangsungan aplikasi tersebut berhenti. Hal tersebut sangat merugikan konsumen karena mereka kehilangan dukungan atas aplikasi yang telah mereka bayar. Dalam OSS, kode sumber dimiliki oleh banyak orang dan masing-masing dapat melakukan modifikasi dan peningkatan tanpa perlu bergantung pada programmer atau perusahaan asal.

2.Modal Hemat
Bagi perusahaan yang ingin memproduksi suatu produk aplikasi, mereka dapat memanfaatkan OSS sebagai modal awal dalam pengembangannya. Hal ini menghindari development-from-scratch yang berarti efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. Para Merchandizer pun merasakan manfaatnya melalui ringannya biaya lisensi. Bahkan tidak semua OSS memerlukan biaya lisensi bila akan dipergunakan untuk kebutuhan komersial. Ini bergantung pada lisensi yang melekat pada OSS tersebut.

3. Menekan Biaya Promosi
Konsep OSS yang gratis dan bebas didistribusikan akan sangat membantu promosi. Sebuah produk OSS yang berkualitas akan dicari dan setiap orang yang telah memilikinya dapat mendistribusikan. Ini berarti produk akan "mengedarkan dirinya sendiri" melalui proses peer-to-peer. Setiap orang dapat mencoba dan menilai sendiri dengan mengeluarkan biaya rendah.

4. Kualitas dan Kinerja OSS Terus Berkembang
Dengan hasil pola pengembangan OSS peer-review, kualitas dan kinerja OSS selalu dapat ditingkatkan. OSS didukung oleh banyak komunitas pemerhati dan pengembang di seluruh penjuru dunia dan juga bisnis OSS tidak perlu bertanggung jawab sepenuhnya terhadap biaya kerja mereka. Para komunitas pengembang biasanya bekerja sukarela dan menerima donasi dari siapa saja. Hasil kerja mereka dapat menjadi masukan bagi siapa saja dan bisnis OSS siap memanfaatkannya.

5. Lokalisasi
OSS dapat dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu. Misalnya Linux yang ditranslasikan bahasa antar mukanya ke dalam bahasa tertentu sesuai dengan tempat distribusi seperti distro IGOS. Dengan adanya proses lokalisasi, OSS akan semakin mudah diterima oleh masyarakat. Dalam bisnis proses ini boleh dikerjakan boleh tidak. Namun bila dilakukan tentunya menambah nilai jual produk yang dibuat.

Kekurangan :
1. OSS Berpotensi Menjadi Tidak Aman
Walaupun kualitas OSS terus meningkat berkat berbagai kontribusi namun bukan berarti tidak akan ada masalah sama sekali. Tidak semua kode sumber yang terbuka dimanfaatkan untuk keperluan yang baik. Kode sumber terbuka dapat dimanfaatkan untuk mencari celah keamanan dan kelemahan dari OSS tersebut dengan berbagai tujuan seperti merusak reputasi dan menjatuhkan nilai jual OSS.

2. Persaingan Ketat
Aplikasi proprietary dapat melakukan monopoli terdapat suatu pasar aplikasi dan ini tidak akan terjadi di dunia OSS. Ditambah dengan adanya kode sumber yang bisa dimiliki siapa pun, akibatnya banyak peluang untuk menekuni bidang usaha dan model bisnis yang sama dan memunculkan banyak kompetitor. Sehingga untuk memasuki dunia bisnis OSS dibutuhkan kemampuan yang mencukupi agar tidak menjadi korban dalam persaingan tersebut. Apalagi bila OSS yang menjadi komoditi sudah memiliki skala global, ini berarti pelaku bisnis lokal juga akan bersaing dengan seluruh kompetitor dalam model bisnis yang sama di dunia. Namun di sisi lain ini akan menciptakan suasana kompetitif yang dapat mengakibatkan peningkatan kualitas produk.

3. Konsumen terbatas
Hampir seluruh model bisnis Open Source yang telah disebutkan di atas memiliki konsumen terbatas pada pengguna OSS yang telah mengerti manfaat dan nilai guna serta nilai jual dari OSS saja.

Sumber : Hendra, dkk. 2010. PKM-GT "Kreativitas dengan memanfaatkan Open Source Software sebagai peluang dalam menciptakan lapangan kerja". Depok
 

Site Info

Akyura Stratos Copyright © 2009 DarkfolioZ is Designed by Bie Blogger Template for Ipietoon
In Collaboration With fifa