Dengan kemampuan 40 mph, pria mampu menyeberangi garis finis lomba lari 100 meter selama 6,67 detik, atau waktu yang sama dari Bolt untuk menjangkau 60 meter. Bolt adalah pemegang rekor Olimpiade lari 100 meter selama 9,58 detik (41 langkah).
Ilmuwan menghitung kecepatan maksimal itu dengan menghitung laju kecepatan otot dalam tubuh yang secara biologis dapat bergerak.
Penelitian sebelumnya menduga penghalang utama kecepatan lari tersebut karena anggota tubuh hanya bisa mengambil sejumlah kekuatan saja ketika bergesekan dengan tanah. Tetapi penelitian terbaru menunjukkan kontraksi otot-ototlah yang memegang kunci penting.
Seperti dilansir Telegraph, Selasa (26/1/2010), Dr Matthew Bundle, ahli biomekanik dari Wyoming University mengatakan kecepatan kontraksi otot memungkinkan kecepatan berlari manusia 35-40 mil per jam atau bahkan bisa lebih cepat lagi.
Dalam studinya peneliti menggunakan treadmill berkecepatan tinggi yang mampu merekam kecepatan lebih dari 40 mph, kemudian pengukuran dilakukan pada tiap langkah kaki. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Applied Physiology.
Kekuatan saat melompat dengan satu kaki yang diterapkan melebihi 30 persen jika dilakukan dengan berjalan. Kekuatan aktif yang dihasilkan otot anggota badan kira-kira 1,5-2 kali lebih besar dalam satu lompatan kaki.
Dr Bundle dan rekannya mengatakan penelitian mereka menunjukkan batas kecepatan lari ditentukan oleh batas-batas serat otot itu sendiri. Peraih medali emas Olimpiade Usain Bolt bisa mendekati angka 28 mph (44,8 km) dalam lari 100 meter. Sementara singa dapat berlari 50 mph ketika mengejar mangsa dan cheetah dapat menjangkau kecepatan 70 mph.
Prof Peter Weyand, psikolog dan peneliti dari Southern Methodist University di Dallas, mengatakan pandangan bahwa kecepatan dibatasi oleh gaya dengan gerakan anggota badan terhadap permukaan kaki adalah sesuatu yang masuk akal.
0 komentar:
Posting Komentar